Dermatofitosis
a. Definisi
Dermatofita adalah penyakit pada jaringan yang
mengandung keratin misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku
yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita.
b. Etiologi
Dermatofilia adalah golongan jamur yang mencerna
keratin. Dermatofita termasuk kelas Fungi
imperfecti, yang terbagi dalam 3 genus, yaitu Microsporum, Trichophyton dan Epidermophyton.
Selain sifat keratofilik sifat lain dermatofita adalah sifat faali, taksonomis,
antigenik, kebutuhan zat makanan untuk pertumbuhan dan penyebab lain. Saat
ini dikenal sekitar 41 spesies dermatofita, 2 spesies Epidermophton, 17 spesies Microsporum
dan 21 spesies Trichophyton.
c. Cara
Penularan
Cara penularan jamur dapat secara langsung dan
secara tidak langsung. Penularan langsung dapat secara fomitis, epitel,
rambut-rambut yang mengandung jamur baik dari manusia, binatang atau dari
tanah. Penularan tak langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi
jamur, barang-barang atau pakaian, debu atau air.
Disamping
cara penularan tersebut diatas, untuk timbulnya kelainan-kelainan di kulit
tergantung dari beberapa faktor :
1.
Faktor virulensi dari dermatofita
Virulensi ini tergantung pada afinitas jamur itu,
apakah jamur Antropofilik, Zoofilik atau Geofilik. Selain afinitas ini
masing-masing jenis jamur ini berbeda pula satu dengan yang lain dalam afinitas
terhadap manusia maupun bagian-bagian dari tubuh Misalnya : Trikofiton rubrum
jarang menyerang rambut, Epidermatofiton flokosum paling sering menyerang lipat
pada bagian dalam.
2.
Faktor trauma
Kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil, lebih susah
untuk terserang jamur.
3.
Faktor-suhu dan kelembaban
Kedua faktor ini sangat jelas berpengaruh terhadap
infeksi jamur, tampak pada lokalisasi atau lokal, di mana banyak keringat
seperti lipat paha dan sela-sela jari paling sering terserang penyakit jamur
ini.
4.
Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan
Faktor ini memegang peranan penting pada infeksi
jamur di mana terlihat insiden penyakit jamur pada golongan sosial dan ekonomi
yang lebih rendah, penyakit ini lebih sering ditemukan dibanding golongan sosial dan ekonomi yang lebih baik.
5.
Faktor umur dan jenis kelamin
Penyakit Tinea kapitis lebih sering ditemukan pada
anak-anak dibandingkan orang dewasa, dan pada wanita lebih sering ditemukan
infeksi jamur di sela-sela jari dibanding pria dan hal ini banyak berhubungan
dengan pekerjaan. Di samping faktor-faktor tadi masih ada faktor-faktor lain
seperti faktor perlindungan tubuh (topi, sepatu dan sebagainya) , faktor
transpirasi serta pemakaian pakaian yang serba nilan, dapat mempermudah
penyakit jamur ini.
d. Klasifikasi
Secara etiologis dermatofitosis disebabkan oleh tiga
genus dan penyakit yang ditimbulkan sesuai dengan penyebabnya menjadi
dermatomikosis, trikomikosis dan onimikosis. Diagnosis etiologi ini sangat
sukar oleh karena harus menunggu hasil biakan jamur dan ini memerlukan waktu
yang agak lama dan tidak praktis. Pembagian yang lebih praktis dan dianut oleh
para spesialis kulit adalah berdasarkan lokasi, dengan demikian dikenal dengan
bentuk :
1.
Tinea
kapitis : bila menyerang kulit kepala
dan rambut kepala
2.
Tinea
barbe : bila menyerang dagu dan jenggot
3.
Tinea korporis
: bila menyerang kulit tubuh yang berambut (globrous skin).
4.
Tinea
kruris : bila menyerang genitokrural,
sekitar anus, bokong, dan kadang-kadang perut bagian bawah.
5.
Tinea
manus dan tinea pedis :Bila menyerang daerah kaki dan tangan, terutama telapak
tangan
dan kaki serta sela-selajari.
6.
Tinea
Unguium : bila menyerang kuku
Selain 6 bentuk tinea diatas,
dikenal istilah yang mempunyai arti khusus, yaitu :
1.
Tinea
imbrikata : dengan bentuk susunan skuama yang konsentris dan disebabkan oleh Trichophyton concentrium.
2.
Tinea
Favosa atau Favus : dermatofitosis disebabkan oleh Trichophyton schoenleini
berbentuk skutula dan berbau seperti tikus (mousy odor).
3.
Tinea
fasialis, tinea aksilaris menunjukan lokasi masing-masing
4.
Tinea
sirsinata, arkuata penamaan deskriptif morfologis.
E.
Gejala klinis
Umumnya
dermatofitosis pada kulit memberikan morfologi yang khas yaitu bercakbercak
yang berbatas tegas disertai efloresensi-efloresensi yang lain, sehingga memberikan
kelainan-kelainan yang polimorf, dengan bagian tepi yang aktif serta berbatas
tegas sedang bagian tengah tampak seperti menyembuh (central clearing). Gejala
objektif ini selalu disertai dengan perasaan gatal, bila kulit yang gatal ini
digaruk maka papul-papul atau vesikel-vesikel akan pecah sehingga menimbulkan
daerah yang erosit dan bila mengering jadi krusta dan skuama. Kadang-kadang
bentuknya menyerupai dermatitis (ekzema
marginatum) , tetapi kadang-kadang hanya berupa makula yang berpigmentasi saja
(Tinea korporis) dan bila ada infeksi sekunder menyerupai gejala-gejala
pioderma (impetigenisasi) hingga sampai kerion Celsi yang disebabkan oleh
Microsporum Canis. Dibawah ini bentuk klinis berdasarkan lokalisasinya :
1. Tinea
Kapitis (Scalp ring worm ;Tinea Tonsurans)
Tinea
kapitis merupakan kelainan pada kulit dan rambut kepala. Kelainan ini ditandai
dengan lesi bersisik, kemerah-merahan, alopesia dan jika berat menjadi kerion.
Berdasarkan bentuk yang khas Tinea Kapitis dibagi dalam 4 bentuk :
A.
Gray
pacth ring worm
Penyakit
ini biasanya disebabkan oleh genus Microsporum dimulai dengan papul merah kecil
yang melebar ke sekitarnya dan membentuk bercak yang berwarna pucat dan
bersisik. Keluhan penderita adalah gatal. Warna rambut jadi abu-abu dan tidak
mengkilat lagi, serta mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehingga
menimbulkan alopesia setempat. Dengan pemeriksaan sinar wood tampak flourisensi
kekuning-kuningan pada rambut yang sakit melalui batas "Grey pacth"
tersebut. Jenis ini biasanya disebabkan spesies mikrosporon dan trikofiton.
B. Black dot ring worm
Terutama
disebabkan oleh Trikofiton Tonsurans, T. violaseum, mentagrofites. Infeksi
jamur terjadi di dalam rambut (endotrik) atau luar rambut (ektotrik) yang
menyebabkan rambut putus tepat pada permukaan kulit kepala. Ujung rambut tampak
sebagai titik-titik hitam diatas permukaan ulit, yang berwarna kelabu sehingga
tarnpak sebagai gambaran ” back dot". Ujung rambut yang patah jika tumbuh
kadang masuk ke bawah permukaan kulit. Biasanya bentuk ini terdapat pada orang
dewasa dan lebih sering pada wanita. Rambut sekitar lesi juga jadi tidak
bercahaya lagi disebabkan kemungkinan sudah terkena infeksi penyebab utama
adalah Trikofiton tonsusurans dan T.violaseum.
C. Kerion
Bentuk ini
adalah yang serius, karena disertai dengan radang yang hebat yang bersifat
lokal, sehingga pada kulit kepala tampak pembengkakan yang menyerupai sarang
lebah dengan sebukan sel radang yang padat disekitarnya. kadang-kadang ditutupi sisik-sisik tebal. Rambut di daerah
ini putus-putus dan mudah dicabut. Bila kerion ini pecah akan meninggalkan
suatu daerah yang botak permanen oleh karena terjadi sikatrik. Bentuk ini
terutama disebabkan oleh Mikosporon kanis, M.gipseum , T.tonsurans dan T.
Violaseum.
2. Tinea
Korporis (Tinea circinata=Tinea glabrosa)
Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang
kurang mengerti kebersihan dan banyak bekerja ditempat panas, yang banyak
berkeringat serta kelembaban kulit yang lebih tinggi. Predileksi biasanya
terdapat dimuka, anggota gerak atas, dada, punggung dan anggota gerak bawah.
Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat atau lonjong dengan tepi
yang aktif. Dengan perkembangan ke arah luar maka bercak-bercak bisa melebar
dan akhirnya dapat memberi gambaran yang polisiklis, arsiner, atau sinsiner.
Pada bagian tepi tampak aktif dengan tanda-tanda eritema, adanya papel-papel
dan vesikel, sedangkan pada bagian tengah lesi relatif lebih tenang. Bila tinea
korporis ini menahun tanda-tanda aktif jadi menghilang selanjutnya hanya
meningggalkan daerah-daerah yang hiperpigmentasi saja. Kelainan-kelainan ini
dapat terjadi bersama-sama dengan Tinea kruris. Penyebab utamanya adalah :
T.violaseum, T.rubrum, T.metagrofites. Mikrosporon gipseum, M.kanis, M.audolini.
Bentuk lain yang disertai dengan kelainan pada
rambut adalah tinea favosa atau favus Kelainan di kepala dimulai dengan
bintik-bintik kecil di bawah kulit yang berwarna merah kekuningan dan
berkembang menjadi krusta yang berbentuk cawan (skutula), serta memberi bau
busuk seperti bau tikus "moussy odor". Rambut di atas skutula
putus-putus dan mudah lepas dan tidak mengkilat lagi. Bila menyembuh akan
meninggalkan jaringan parut dan alopesia yang permanen. Penyebab utamanya
adalah Trikofiton schoenleini, T. violasum dan T. gipsum. Oleh karena Tinea
kapitis ini sering menyerupai penyakit-penyakit kulit yang menyerang daerah
kepala, maka penyakit ini harus dibedakan dengan penyakitpenyakit bukan oleh
jamur seperti: Psoriasis vulgaris dan Dermatitis seboroika.
3. Tinea
Kruris
Penyakit ini
memberikan keluhan perasaan gatal yang menahun, bertambah hebat bila disertai
dengan keluarnya keringat. Kelainan yang timbul dapat bersifat akut atau
menahun. Kelainan yang akut memberikan gambaran yang berupa makula yang
eritematous dengan erosi dan kadang-kadang terjadi ekskoriasis. Pinggir
kelainan kulit tampak tegas dan aktif. Apabila kelainan menjadi menahun maka
efloresensi yang nampak hanya makula yang hiperpigmentasi disertai skuamasi dan
likenifikasi. Gambaran yang khas adalah lokalisasi kelainan, yakni daerah lipat
paha sebelah dalam, daerah perineum dan sekitar anus. Kadang-kadang dapat
meluas sampai ke gluteus, perut bagian bawah atau bagian tubuh lainnya.
Penyebab utama adalah Epidermofiton flokkosum, Trikofiton rubrum dan T.mentografites.
4. 4. Tinea Pedis (Athlete's
foot, Ring worm of the foot, kutu air)
Tinea pedis
disebut juga Athlete's foot = "Ring worm of the foot". Penyakit ini
sering menyerang orang-orang dewasa yang banyak bekerja di tempat basah seperti
tukang cuci, pekerja-pekerja di sawah atau orang-orang yang setiap hari harus
memakai sepatu yang tertutup seperti anggota tentara. Keluhan subjektif
bervariasi mulai dari tanpa keluhan sampai rasa gatal yang hebat dan nyeri bila
ada infeksi sekunder.
Ada 3 bentuk Tinea pedis
1. Bentuk interdigitalis
Keluhan yang tampak
berupa maserasi, skuamasi serta erosi, di celah-celah jari terutama jari IV dan
jari V. Hal ini terjadi disebabkan kelembaban di celah-ceIah jari tersebut
membuat jamur-jamur hidup lebih subur. Bila menahun dapat terjadi fisura yang
nyeri bila kena sentuh. Bila terjadi infeksi sekunder dapat menimbulkan
selulitis atau erisipelas, limfangitis, limfadenitis disertai gejala-gejala
umum.
2. Bentuk Moccasin Foot
Disini lebih jelas tampak
ialah terjadi penebalan kulit disertai sisik dengan eritema ringan terutama
ditelapak kaki, tepi kaki dan punggung kaki. Di bagian tepi lesi dapat pula
dilihat papul dan kadang-kadang vesikel.
3. Bentuk vesikuler subakut
Kelainan-kelainan yang
timbul di mulai pada daerah sekitar antar jari, kemudian meluas ke punggung
kaki atau telapak kaki. Tampak ada vesikel dan bula yang terletak agak dalam di
bawah kulit, diserta perasaan gatal yang hebat. Bila vesikel-vesikel ini
memecah akan meninggalkan skuama melingkar bersisik yang disebut Collorette.
Bila terjadi infeksi akan memperhebat dan memperberat keadaan sehingga dapat terjadi
selulitis, limfangitis dan kadang erisipelas. Jamur terletak pada atap dari
vesikel atau bula yang dapat dibiakan atau periksa sediaan secara langsung.
Semua bentuk yang terdapat pada Tinea pedis, dapat terjadi pada Tinea manus,
yaitu dermatofitosis yang menyerang tangan.
Penyebab utamanya ialah : T
.rubrum, T .mentagrofites, dan Epidermofiton
flokosum.
5. Tinea
unguium (Onikomikosis = ring worm of the
nails)
Penyakit ini dapat dibedakan dalam 3 bentuk
tergantung jamur penyebab dan permulaan dari dekstruksi kuku. Subinguinal
proksimal bila dimulai dari pangkal kuku, Subinguinal distal bila di mulai dari
tepi ujung dan Leukonikia trikofita bila di mulai dari bawah kuku. Permukaan
kuku tampak suram tidak mengkilat lagi, rapuh dan disertai oleh subungual
hiperkeratosis. Dibawah kuku tampak adanya detritus yang banyak mengandung
elemen jamur. Onikomikosis ini merupakan penyakit jamur yang kronik sekali,
penderita minta pertolongan dokter setelah menderita penyakit ini setelah
beberapa lama, karena penyakit ini tidak memberikan keluhan subjektif, tidak
gatal, dan tidak sakit. Kadang-kadang penderita baru datang berobat setelah
seluruh kukunya sudah terkena penyakit. Penyebab utama adalah : T.rubrum,
T.metagrofites
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikologik untuk membantu menegakkan
diagnosis terdiri atas pemeriksaan langsung sediaan basah dan biakan. Bahan
yang dapat digunakan adalah kerukan kulit, rambut atau kuku. Sebelum diambil
tempat kelainan dibersihkan dengan spirtus 70 %. Kemudian dilakukan :
1.
Kulit
tidak berambut : dari bagian tepi kelainan sampai bagian sedikit di luar
kelainan sisik kulit dan kulit dikerok dengan pisau tumpul steril.
2.
Kulit
berambut : rambut dicabut yang mengalami kelainan, kulit daerah tersebut
dikerok,pemeriksaan lampu wood dilakukan sebelum pengumpulan bahan untuk
mengetahui lebih jelas daerah yang terkena infeksi dengan kemungkinan adanya
fluoresensi pada kasus-kasus tinea kapitis tertentu.
3.
Kuku
: diambil dari permukaan kuku yang sakit dipotong sedalam-dalamnya sehingga
mengenai seluruh tebal kuku, bahan dibawah kuku juga diambil.
Pemeriksaan
langsung sediaan basah dilakukan dengan mikroskop dengan mula-mula pembesaran
10x kemudian 40x. Sediaan basah dibuat dengan 2 tetes larutan KOH 10 % untuk
rambut dan 20% untuk kuku dan kulit. Proses pembasahan ini ditunggu selama
15-20 menit atau dapat dipercepat dengan pemanasan. Hasil yang dapat ditemukan
pada sediaan kuku dan kulit adalah hifa yang bersekat dan bercabang, spora
berderer(artospora) untuk kelainan kulit lama atau sudah diobati. Pada sediaan
rambut dapat dilihat mikrospora atau makrospora.
Untuk
biakan, dilakukan penanaman jamur dengan medium agar dekstrosa saboraud. Pada
agar ini dapat ditambahkan kloramfenikol atau ditambah klorheksimid untuk
menghindari kontaminasi lainnya.
G.
Pengobatan
1. Sistemik
Pengobatan
diatasi dengan pemberian griseofulvin secara oral yang bersifat fungistatik.
Dosis yang dapat diberikan adalah 0,5-1,0 gr untuk orang dewasa dan 10-25
mg/kgbb untuk anak-anak per hari. Lama pengobatan tergantung beratnya,penyebab
dan status imunitas pasien. Pengobatan dapat dilanjutkan hingga 2 minggu
setelah sembuh klinis dan obat ini terabsorbsi lebih baik jika dikonsumsi
dengan makanan berlemak. Efek samping obat ini adalah sefalgia, gangguan
traktus digestivus seperti nausea,vomit dan diare.
Obat oral
lainnya adalah ketokonazol. Obat ini diberikan pada kasus-kasus resisten
terhadap griseofulvin. Dosis ketokonazol adalah 200 mg/hari dengan durasi
pemberian 10-14 hari pada pagi hari setelah makan. Obat ini mempunyai
kontraindikasi pada gangguan hepar.
Itrakonazol
dapat diberikan sebagai pengganti penggunaan ketokonazol yang hepatotoksik.
Dosis obat ini 2x100-200 mg/hari selama 3 hari. Untuk infeksi onikomikosis
dapat diberikan dosis denyut selama 3 bulan dengan 3 tahap interval 1 bulan.
Setiap tahap diberikan selama 1 minggu dosis 2x200 mg.
Terbinafin
yang bersifat fungisidal juga dapat diberikan sebagai pengganti griseofulvin
selama 2-3 minggu dengan dosis 62.5-250 mg/hari tergantung berat badan. Efek
samping obat ini adalah gangguan gastrointestinal seperti nausea, vomit, nyeri
lambung, diare, konstipasi, gangguan pengecapan, dan sefalgia ringan.
1.
Topikal
Obat topikal
yang dapat digunakan seperti asam salisilat 2-4%, asam benzoat 6-12%, sulfur
4-6%, vioform 3%, asam undesilenat 2-5%, dan zat warna (hijau brilian 1% dalam
cat Castellani) merupakan obat konventional yang sering digunakan. Selain itu
terdapat obat baru seperti Tolnaftat 2 %, tolsiklat, haloprogin,
derivat-derivat imidazol 1%, siklopiroksolamin 1% dan naftifine 1% yang dapat
digunakan selama 2-3 minggu dan dioleskan 2kali/hari.
H.
Prognosis
Perkembangan
penyakit dermatofitosis dipengaruhi oleh bentuk klinik dan penyebab penyakitnya
disamping faktor-faktor yang memperberat atau memperingan penyakit. Apabila
faktor-faktor yang memperberat penyakit dapat dihilangkan, umumnya penyakit ini
dapat hilang sempurna.
wihh nice info, saya pengunjung setia web anda
ReplyDeletekunjung balik, di web kami banyak penawaran dan tips tentang kesehatan terutama tinea corporis
Ada artikel menarik tentang obat tradisional yang mampu menyembuhkan penyakit berat, cek yuk
http://goldengamat.biz/obat-tradisional-tinea-corporis/