Neurodermatitis sirkumskripta atau juga dikenal dengan liken simpleks kronis
adalah penyakit peradangan kronis pada kulit, gatal, sirkumskripta, dan khas
ditandai dengan likenifikasi. Likenifikasi timbul sebagai respon dari
kulit akibat gosokan dan garukan yang berulang-ulang dalam waktu yang cukup
lama, atau kebiasaan menggaruk pada satu area
tertentu pada kulit sehingga garis kulit tampak lebih menonjol menyerupai kulit
batang kayu. Secara histologis, karakteristik likenifikasinya adalah
akantosis dan hyperkeratosis dan secara klinis muncul penebalan dari kulit,
utamanya pada permukaan kulit.
Gejala dan
tanda yang khas seperti gatal, terlikenifikasi, dan sirkumskripta yang dapat
muncul di berbagai tempat dari tubuh merupakan karakteristik dari liken
simpleks kronik, yang juga dikenal sebagai neurodermatitis sirkumskripta. Penyakit ini
memiliki predileksi di punggung, leher, dan ekstremitas terutama
pergelangan tangan dan lutut.
Neurodermatitis
sirkumskripta merupakan proses yang sekunder ketika seseorang mengalami sensasi
gatal pada daerah kulit yang spesifik dengan atau tanpa kelainan kulit yang
mendasar yang dapat mengakibatkan trauma mekanis pada kulit yang berakhir
dengan likenifikasi.
B. Epidemiologi
Neurodermatitis tidak biasa
terjadipada anak, tetapi padausia dewasa keatas, puncak insiden atara usia 30
hingga 50 tahun. Wanita lebih sering menderita daripada pria. Letak lesi dapat
timbul dimana saja, tetapi yang biasa ditemukan adalah di scalp, tengkuk,
samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha
bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral,pergelangan kaki bagian depan, dan
punggung kaki.
Frekuensi
pada populasi secara umum masih belum diketahui. Pada sebuah studi, 12% pasien
geriatric dengan keluhan kulit yang gatal memiliki liken simpleks kronis. Tidak
ada perbedaan frekuensi dalam hal ras, namun beberapa ahli mengatakan bahwa
liken simpleks kronis lebih umum pada orang Asia dan Afrika-Amerika. Liken
simpleks kronis lebih sering mengenai perempuan daripada laki-laki. Liken nuchae adalah
bentuk liken simpleks kronis yang terdapat pada bagian leher belakang dan
hampir secara eksklusif terjadi pada wanita. Liken simpleks kronis terjadi
sebagian besar pada usia 30-50 tahun.
Tidak ada kematian yang disebabkan
oleh liken simpleks kronis. Intensitas gatal pada liken simplek kronis adalah
ringan hingga sedang, namun gatal yang paroksismal dapat terjadi dan hal ini
hanya dapat diatasi oleh pasien dengan garukan atau gosokan dengan intensitas
sedang hingga berat. Gatal biasanya dikatakan lebih parah pada saat periode
dimana pasien tidak ada aktivitas, seperti pada waktu tidur dan pada saat
malam. Sentuhan dan stress emosional juga dapat memicu gatal. Gangguan secara
langsung akibat lesi pada liken simpleks kronis dirasa sedikit oleh pasien;
pasien lebih mengeluhkan menurunnya kualitas tidur yang mempengaruhi fungsi
motorik dan mental. Lesi pada liken simpleks kronis dapat terinfeksi secara
sekunder akibat ekskoriasi yang terjadi akibat garukan.
C. Etiologi
Penyebab neurodermatitis sirkumskripta belum diketahui secara pasti. Namun ada berbagai faktor yang
mendorong terjadinya rasa gatal pada penyakit ini, faktor penyebab dari
neurodermatitis sirkumskripta dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1.
Faktor eksterna
Faktor
lingkungan seperti panas dan udara yang kering dapat berimplikasi dala
menyebabkan iritasi yang dapat menginduksi gatal. Suhu yang tinggi memudahkan
seseorang berkeringat sehingga dpat mencetuska gatal, hal ini biasanya
menyebabkan neurodermatits sirkumskripta pada daerah anogenital. Gigitan seranga dapat meyebabkan
reaksi radang dalam tubuh yang mengakibatkan rasa gatal.
2.
Faktor Interna
Asosiasi
antara neurodermatitis sirkumskripta dan gangguan atopik telah banyak
dilaporkan, sekitar 26% sampai 75% pasien dengan dermatitis atopic terkena
neurodermatits sirkumskripta. Anxietas
telah dilaporkan memiliki prevalensi tertinggi yang mengakibatkan
neurodermatitis sirkumsripta. Anxietas sebagai bagian dari proses patologis dari lesi yang
berkembang. Telah dirumuskan bahwa neurotransmitter yang mempengaruhi perasaan,
seperti : dopamine, serotonin, atau peptide opioid, memodulasikan persepsi
gatal melalui penurunan jalur spinal.
D. Patofisiologi
Pada pasien yang memiliki faktor predisposisi, garukan
kronik dapat menimbulkan penebalan dan likenifikasi. Jika tidak diketahui
penyebab yang nyata dari garukan, maka disebut neurodermatitis
sirkumskripta.Adanya garukan yang terus-menerus diduga karena adanya pelepasan
mediator dan aktivitas enzim proteolitik. Walaupun sejumlah peneliti
melaporkan bahwa garukan dan gosokan timbul karena respon dari adanya
stress. Adanya sejumlah saraf
mengandung immunoreaktif CGRP (Calsitonin Gene-Related Peptida) dan
SP (Substance Peptida) meningkat pada dermis. Hal ini ditemukan pada
prurigo nodularis, tetapi tidak pada neurodermatitis sirkumskripta.
Sejumlah saraf menunjukkan imunoreaktif somatostatin, peptide histidine, isoleucin, galanin, dan neuropeptida Y, dimana sama pada neurodermatitis sirkumskripta, prurigo nodularis dan kulit normal. Hal tersebut menimbulkan pemikiran bahwa proliferasi nervus akibat dari trauma mekanik, seperti garukan dan goresan. SP dan CGRP melepaskan histamin dari sel mast, dimana akan lebih menambah rasa gatal. Membran sel schwann dan sel perineurium menunjukkan peningkatan dan p75 nervus growth factor, yang kemungkinan terjadi akibat dari hyperplasia neural. Pada papilla dermis dan dibawah dermis alpha-MSH (Melanosit Stimulating Hormon) ditemukan dalam sel endotel kapiler.
Sejumlah saraf menunjukkan imunoreaktif somatostatin, peptide histidine, isoleucin, galanin, dan neuropeptida Y, dimana sama pada neurodermatitis sirkumskripta, prurigo nodularis dan kulit normal. Hal tersebut menimbulkan pemikiran bahwa proliferasi nervus akibat dari trauma mekanik, seperti garukan dan goresan. SP dan CGRP melepaskan histamin dari sel mast, dimana akan lebih menambah rasa gatal. Membran sel schwann dan sel perineurium menunjukkan peningkatan dan p75 nervus growth factor, yang kemungkinan terjadi akibat dari hyperplasia neural. Pada papilla dermis dan dibawah dermis alpha-MSH (Melanosit Stimulating Hormon) ditemukan dalam sel endotel kapiler.
Pruritus
memainkan peranan sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi
dan prurigo nodularis. Liken
simpleks kronis ditemukan pada regio yang mudah dijangkau tangan untuk
menggaruk. Sensasi gatal memicu keinginan untuk menggaruk atau menggosok yang
dapat mengakibatkan lesi yang bernilai klinis, namun patofisiologi yang
mendasarinya masih belum diketahui. Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena adanya
penyakit yang mendasari, misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran
empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroidia, penyakit kulit seperti dermatitis
atopik, gigitan serangga, dan aspek psikologik dengan tekanan emosi.
Beberapa
jenis kulit lebih rentan mengalami likenefikasi, contohnya kulit yang cenderung
ekzematosa seperti dermatitis atopi dan diathesis atopi. Terdapat hubungan
antara jaringan saraf perifer dan sentral dengan sel-sel inflamasi dan
produknya dalam persepsi gatal dan perubahan yang terjadi pada liken simpleks
kronis. Hubungan ini terutama dalam hal lesi primer, faktor fisik, dan
intensitas gatal.
Pasien
dengan dermatitis atopi memiliki kemungkinan lebih besar akan timbulnya liken
simpleks kronis. Gigitan serangga, jaringan parut (misalnya akibat trauma, postherpetic/zoster), acne
keloidalis nuchae, xerosis venous insufficiency, dan asteatotic
eczema merupakan factor resiko yang umum. Factor psikologis berperan
penting dalam pembentukan atau eksaserbasi liken simpleks kronis; ansietas
telah dilaporkan lebih tinggi prevalensinya pada pasien liken simpleks kronis
sehingga dahulu liken simpleks kronis diberi nama neurodermatitis. Pajanan
jangka lama dengan asap kendaraan bermotor berhubungan dengan meningkatnya
frekuensi penyakit kulit pada anak termasuk liken simpleks kronis.
E. Gejala
Klinik
Penderita biasanya
mengeluh gatal, bila muncul malam hari dapat mengganggu tidur. Rasa gatal tidak
muncul terus menerus, biasanya terasa saat tidak sedang sibuk, bila muncul
sulit ditahan untuk tidak digaruk. Penderita merasa nyaman bila digaruk,
setelah luka baru hilang rasa gatalnya untuk sementara (karena diganti dengan
rasa nyeri).
Lesi biasanya
tunggal, pada awalnya berupa plak
eritematosa, sedikit edematosa, lambat laun edema dan eritema menghilang,
bagian tengah berskuama dan menebal, likenifikasi, dan ekskoriasi, sekitarnya
hiperpigmentasi, batas dengan kulit sekitarnya
tidak jelas. Gambaran klinis dipengaruhi juga oleh lokasi dan lamanya
lesi. Neurodermatitis di daerah tengkuk (lichen
nuchae) umumnya hanya pada wanita, berupa plak kecil ditengah tengkuk atau
dapat meluas ke skalp. Biasanya skuamanya banyak menyerupai psoriasis.
Variasi klinis dari
LSK dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan tangan penderita yang
berulang-ulang pada satu tempat. Lesi yang berupa nodus yang berbentuk kubah,
permukaan mengalami erosi tertutup krusta dan skuama, lambat laun menjadi keras
dan berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi). Lesi biasanya multiple, lokasi
tersering di ekstremitas, berukuran mulai beberapa mm sampai 2 cm.
Pemeriksaan Penunjang
1.
Tes
Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium tidak ada tes yang spesifik
untuk neurodermatitis sirkumskripta. Tetapi walaupun begitu, satu studi
mengemukakan bahwa 25 pasien dengan neurodermatitis sirkumskripta positif terhadap
patch test. Pada dermatitis atopik dan mikosis fungiodes bisa terjadi
likenefikasi generalisata oleh sebab itu merupakan indikasi untuk melakukan
patch test. Pada pasien dengan pruritus generalisata yang
kronik yang diduga disebabkan oleh gangguan metabolik dan gangguan hematologi,
maka pemeriksaan hitung darah harus dilakukan, juga dilakukan tes fungsi ginjal
dan hati, tes fungsi tiroid, elechtroporesis serum, tes zat besi serum, tes
kemampuan pengikatan zat besi (iron binding capacity), dan foto dada.
Kadar immunoglobulin E dapat meningkat pada neurodermatitis yang atopik, tetapi
normal pada neurodermatitis nonatopik. Bisa juga dilakukan pemeriksaan
potassium hydroksida pada pasien liken simpleks genital untuk mengeleminasi
tinea cruris.
2.
Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi untuk menegakkan diagnosis
neurodermatitis sirkumskripta adalah menunjukkan proliferasi dari sel schwann
dimana dapat membuat infiltrasi selular yang cukup besar. Juga ditemukan neural
hyperplasia. Didapatkan adanya hiperkeratosis dengan area yang
parakeratosis, akantosis dengan pemanjangan rete ridges yang irregular,
hipergranulosis dan perluasan dari papillo dermis. Spongiosis bisa ditemukan, tetapi vesikulasi tidak
ditemukan. Papilomatosis kadang-kadang ditemukan. Ekskoriasi, dimana ditemukan
garis ulserasi punctata karena adanya jaringan nekrotik bagian superficial
papillary dermis. Fibrin dan neutrofil bisa ditemukan, walaupun keduanya
biasanya ditemukan pada penyakit dermatosis yang lain. Pada papillary dermis
ditemukan peningkatan jumlah fibroblas.
Gambaran
histopatologik berupa ortokeratosis, hipergranulosis, akantosis dengan rete
ridges memanjang teratur.Pada pembuluh darah dermis bagian atas terdapat
limfosit dan histiosit.Fibroblas bertambah, kolagen menebal.
G. Diagnosis
Diagnosis untuk liken simpleks kronis dapat ditegakkan
melalui anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang. Pasien
dengan neurodermatitis sirkumskripta mengeluh merasa gatal pada satu daerah
atau lebih. Sehingga timbul plak yang tebal karena mengalami proses
likenifikasi. Biasanya rasa gatal tersebut muncul pada tengkuk, leher,
ekstensor kaki, siku, lutut, pergelangan kaki. Eritema biasanya muncul pada
awal lesi. Rasa gatal muncul pada saat pasien sedang beristirahat dan hilang
saat melakukan aktivitas dan biasanya gatal timbul intermiten.
Pemeriksaan fisik menunjukkan plak yang eritematous,
berbatas tegas, dan terjadi likenifikasi. Terjadi perubahan pigmentasi, yaitu
hiperpigmentasi. Pada pemeriksaan penunjang histopatologi didapatkan adanya
hiperkeratosis dengan area yang parakeratosis, akantosis dengan pemanjangan
rete ridges yang irregular, hipergranulosis dan perluasan dari papil dermis.
H. Diagnosis Banding
Kasus-kasus
primer yang umumnya menyebabkan likenifikasi adalah :
1. Dermatitis kontak alergi
Dermatitis
kontak alergi adalah inflamasi dari kulit yang diinduksi oleh bahan kimia yang
secara langsung merusak kulit dan oleh sensitifitas spesifik pada kasus
.penderita umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit tergantung pada keparahan
dermatitis dan lokalisasinya.Pada yang akut dimulai dengan bercak eritematous
yang berbatas jelas kemudian diikuti dengan edema, papulovesikel, vesikel atau
bulla. Vesikel atau bulla dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi.
2. Plak psoriasis
Psoriasis
merupakan gangguan peradangan kulit yang kronik, dengan karakteristik plak
eritematous, berbatas tegas, berwarna putih keperakan,skuama yang kasar,
berlapis-lapis, transparan, disertai fenomena tetesan lilin, auspitz dan
kobner. Llokasi terbanyak ditemukan didaerah ekstensor. Penyebabnya belum
diketahui secara pasti, tetapi beberapa hipotesa telah mendapatkan bahwa
penyakit ini bersifat autoimun, dan residif.
3. Dermatitis seboroik
Dermatitis
seboroik merupakan gangguan papuloskuamosa yang terdapat pada daerah kaya sebum
seperti kulit kepala, wajah an punggung. Dermatitis ini berhubungan gengan
malassezi, abnormalitas imunologis, dan aktivasi dari komplemen.Berhubungan
erat dengan keaktifan glandula sebasea.Biasa terjadi pada bayi umur bulan
pertama dan mencapai puncak pada umur 18-40 tahun. Kelainan kulit terdiri atas
eritema dam skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang
tegas.
4. Liken Planus
Lesi
yang pruritis, erupsi popular yang dikarakteristikkan dengan warna kemerahan
berbentuk polygonal, dan kadang berbatas tegas.Sering ditemukan pada permukaan
fleksor dari ekstremital, genitalia dan membrane mukus.Mirip dengan reaksi
mediasi imunologis. Liken planus ditandai dengan papul-papul yang mempunyai
warna dan konfigurasi yang khas. Papul-papul berwarna merah biru, berskuama,
dan berbentuk siku-siku.
5. Dermatitis atopi
Peradangan
kulit kronis yang residif disertai gatal, yang umumnya sering terjadi selama
masa bayi dan anak-anak. Sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam
serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Kelainan kulit berupa
papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya
di lipatan. Gambaran lesi kulit pada remaja dan dewasa dapat berupa plak
papuler, eritematosa, dan berskuama atau plak likenifikasi yang gatal.
I. Pengobatan
Pengobatannya
adalah mengusahakan agar penderita tidak terus menggaruk karena gatal.Hal ini
dapat dicapai dengan pemberian antipruritus, glukokortikoid topikal atau
intralesi, produk ter, atau konsultasi psikiatri.
Steroid
topikal merupakan terapi pilihan karena dapat mengurangi inflamasi dan gatal
sekaligus mengurangi hiperkeratosis.Karena lesinya kronis, pengobatan biasanya
dilakukan dalam jangka panjang.Pada lesi yang besar dan aktif, steroid potensi
sedang dapat dipakai untuk mengobati inflamasi yang akut.Sesekali oklusi dapat
dilakukan untuk meningkatkan potensi dan penghantaran obat, selain itu oklusi
dapat menjadi pelindung fisik dari garukan.Steroid topical potensi sedang tidak
direkomendasikan pada kulit yang tipis seperti vulva, axilla, skrotum, dan
wajah.Steroid topikal potensi tinggi dapat digunakan selama 3 minggu pada kulit
yang tebal.
Jika tidak berhasil, dapat dicoba
dengan suntikan steroid intralesi. Salep steroid dapat pula dikombinasi dengan ter, yang
memiliki efek antiinflamasi. Perlu dicari dan diperhatikan kemungkinan adanya
penyakit yang mendasarinya.1 Pada lesi yang terinfeksi, dapat
diberikan antibiotic topikal atau oral
Penatalaksanaan
dari neurodermatitis sirkumskripta secara primer adalah menghindarkan
pasien dari kebiasaan menggaruk dan menggosok secara terus-menerus. Ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti memotong kuku pasien, memberikan
antipruritus, glukokortikoid topikal atau intralesional, atau produk-produk tar,
konsultasi psikiatrik, dan mengobati pasien dengan cryoterapi, cyproheptadine,
atau capsaicin.
a.
Steroid
topikal
Merupakan
pengobatan pilihan karena dapat mengurangi peradangan dan gatal serta
perlahan-lahan menghaluskan hiperkeratosisnya.Karena lesinya kronik.Pentalaksanaannya
biasanya lama.Pada lesi yang besar dan aktif, steroid potensi sedang dapat
digunakan untuk mengobati inflamasi akut.Tidak direkomendasikan untuk kulit
yang tipis (vulva, skrotum, axilla dan wajah). Steroid potensi kuat digunakan selama
3 minggu pada area kulit yang lebih tebal.
1. Clobetasol
Topical steroid super poten kelas 1:
menekan mitosis dan menambah sintesis protein yang mengurangi peradangan dan
menyebabakan vasokonstriksi.
2. Betamethasone dipropionate cream
0,05%.
Untuk peradangan kulit yang berespon
baik terhadap steroid. Bekerja mengurangi peradangan dengan menekan migrasi
leukosit polimorfonuklear dan memeperbaiki permeabilitas kapiler.
3. Triamcinolone 0,025 %, 0.1%, 0.5 %
or ointment
Untuk peradangan kulit yang berespon
baik terhadap steroid. Bekerja mengurangi peradangan dengan menekan migrasi
leukosit polimorfonuklear dan memeperbaiki permeabilitas kapiler.6,9
4. Fluocinolone cream 0.1 % or 0.05%
Topical kortikosteroid potensi
tinggi yang menghambat proliferasi sel. Mempuyai sifat imonusupresif dan sifat
anti peradangan.6,9
b.
Obat
oral anti anxietas dan sedasi
Obat oral dan anti anxietas dapat
dipertimbangkan pada beberapa pasien.Menurut kebuthan individual,
penatalaksanaan dapat dijadwalkan setiap hari, pada ssat pasien tidur, atau
keduanya.Antihistamin seperti dipenhydramine dan hidroxyzine biasa
digunakan.Doxepin dan clonazepam dapat dipertimabangkan pada beberapa kasus.
c.
Agen
anti pruritus
Obat oral
dapat mengurangi gatal dengan memblokir efek pelepasan histamine secara
endogen.Gatal berkurang, pasien merasa tenang atau sedative dan merangsang
untuk tidur. Obat topical menstabilisasi membrane neuron dan mencegah inisiasi
dan transmisi implus saraf sehingga memberi aksi anestesi lokal.
1. Dipenhidramin,
Untuk meringankan gejala pruritus
yang disebabkan oleh pelepasan histamine.
2.
Cholorpheniramine
Bekerja sama dengan histamine atau
permukaan reseptor H1 pada sel efektor di pembuluh darah dan traktus
respiratori.
3. Hidroxyzine
Reseptor
H1 antagonis diperifer. Dapat menekan aktifitas histamine diregion subkortikal
system sraf pusat.
4. Klonazepam
Untuk
anxietas yang disertai pruritus.Berikatan dengan reseptor- reseptor di SSP,
termasuk sistem limbik dan pembentukan retikular. Efeknya bisa dimediasi
melalui reseptor GABA.10
d.
Agen
imunosupresor
Tacrolimus,
Mekanisme kerjanya pada liken simpleks kronik tidak diketahui. Dapat mengurangi
gatal dan peradangan dengan menekan pelepasan sitokin dari sel T. juga
menghambat transkripsi gen yang mengkode IL-3, IL-4, IL5, GM-CSF, dan TNF-
alfa, yang semuanya terlibat dalam aktivasi sel T derajat dini. Juga dapat
menghambat pelepasan mediator sel mast dan basofil kulit dan mengurangi
regulasi ekspresi FCeRI pada sel langerhans.Obat dari kelas ini lebih mahal
dari kortikosteroid topical.Terdapat dalam bentuk ointment dalam konsentrasi
0.03% dan 0.1%.indikasi apabila pilihan terapi yang lain tidak berhasil.
e.
Immunodilator
Berasal
dari ascomycin, suatu bahan alami yang diproduksi oleh jamur streptomyces
hygroscopicus var asmyeticus, bekerja menghambat produksi dan pelepasan sitokin
inflamasi dari sel T teraktivasi secara selektif dan berikatan dengan reseptor
imunofilin sitosolik makrofilin 12 (cytosolic immunophili receptor
macrophilin-12).Menghambat kompleks yang menghambatkalsineurin fofatase,
yang kemudian memblokir aktivasi sel T dan pelepasan sitokin.Atropi kutaneus
tidak didapati pada percobaan klinis yang merupakan kelebihan terhadap
kortikosteroid topical. Indikasi apabila pilihan terapi yang lain tidak
berhasil.
J. Prognosis
Prognosis untuk penyakit liken simpleks kronis adalah :
Ø
Lesi bisa sembuh dengan sempurna.
Ø
Rasa gatal dapat diatasi, likenifikasi
yang ringan dan perubahan pigmentasi dapat diatasi setelah dilakukan
pengobatan.
Ø
Relaps dapat terjadi, apabila dalam
masa stress atau tekanan emosional yang meningkat.
Ø
Pengobatan untuk pencegahan pada
stadium-stadium awal dapat membantu untuk mengurangi proses likenifikasi.
Biasanya
prognosis berbeda-beda, tergantung dari kondisi pasien, apabila ada gangguan
psikologis dan apabila ada penyakit lain yang menyertai. Pengobatan
yang teratur dapat meringankan kondisi pasien. Penyebab utama dari gatal dapat
hilang, atau dapat muncul kembali. Pencegahan pada tahap awal dapat menghambat
proses penyakit ini.
K.
Kesimpulan
Neurodermatitis
sirkumskripta atau juga disebut dengan liken simpleks kronik merupakan penyakit
gatal-gatal lokal yang berlangsung kronik, lesi disebabkan garukan dan gosokan
berulang, dengan gambaran likenifkasi berbatas tegas. umumnya
mengenai orang dewasa, kebanyakan pada umur 30-50 tahun. lebih sering terjadi
pada wanita dibanding pria. Patofisiologi yang mendasari penyakit ini tidak
diketahui tetapi mungkin melibatkan perubahan pada system saraf yang menerima
dan memproses sensasi gatal.
Gatal yang
berat merupakan gejala dari liken simplek kronik. Gatal bisa paroksismal, terus
menerus, atau sporadik. Penggosokan dan penggarukan berulang menyebabkan
terjadinya likenifikasi( penebalan kulit dengan garis-garis kulit semakin
terlihat), plak yang berbatas tegas dan ekskoriasi, sedikit edematous, lambat
laun eritema dan edema menghilang, bagian tengah berskuama dan menebal,
sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas. Liken
simplek kronik dapat didiagnosis banding dengan dermatitis atopi, dermatitis
seboroik, dermatitis kontak alergi, dan liken planus. Terapi yang dapat
diberikan pada liken simplek kronik adalah steroid topical, antiaxietas, dan
antibotik topical bila sudah terjadi infeksi sekunder.
L.
Kepustakaan
1.
Wolff
K, Johnson RA. Fitzpatrick’s
Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology 5th
ed. New York, Mc Graw Hill.
2.
Sularsito SA, Djuanda
Suria. Neurodermatitis sirkumskripta. Dalam Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Keempat. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia : Jakarta. 2006.
3.
Standar Pelayanan Medis Penyakit Kulit
san Kelamin RSUP Dr.Sardjito.
5.
Etnawati K, Soedarmadi. 1990. Pengobatan penyakit kulit dan kelamin.Yogyakarta:
Laboratorium Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UGM
No comments:
Post a Comment